Marisol Valles Garcia, kepala polisi yang masih berusia 20 tahun di suatu kota di Meksiko, dipecat dari jabatannya. Mahasiswi itu dikabarkan telah mengungsi ke Amerika Serikat (AS) setelah berkali-kali menerima ancaman pembunuhan dari sindikat kriminal setempat.
Menurut kantor berita Associated Press, Garcia dibebastugaskan mulai Senin, 7 Maret 2011, sebagai kepala polisi Praxedis Guerrero. Kota itu merupakan salah satu yang berbahaya di Meksiko.
Menurut seorang pejabat dewan kota, Andres Morales, Garcia sebenarnya hanya minta cuti beberapa hari karena anaknya sakit. Namun, hingga awal pekan ini, Garcia belum juga kembali masuk kantor.
Sejumlah media massa Meksiko pekan lalu telah mengabarkan, Garcia sebenarnya telah mengungsi ke AS. Harian Amerika, The New York Post, juga mengutip keterangan dari seorang kerabat Garcia bahwa dia telah meninggalkan Meksiko bersama putranya.
Dia disinyalir sudah menyeberang ke AS dan berada di sekitar Kota Fort Hancock, negara bagian Texas. Kalangan aktivis pembela hak asasi manusia (HAM) kepada stasiun berita BBC mengungkapkan, Garcia dan keluarga terpaksa kabur setelah berkali-kali menerima ancaman.
Garcia sempat dicap sebagai perempuan pemberani oleh kalangan media massa di Meksiko. Pada Oktober 2010, dia dilantik menjadi kepala polisi di Kota Praxedis Guadalupe Guerrero, yang terletak di Lembah Juarez, negara bagian Chihuahua.
Kota ini menjadi arena pertempuran dua kartel obat bius, Juarez dan Sinaloa. Mereka telah membunuh pejabat polisi dan walikota sebelumnya. Tidak heran bila tidak ada warga yang mau menjadi pemimpin aparat keamanan di kota yang dikendalikan para gengster. Namun, Garcia memberanikan diri menduduki posisi yang berbahaya.
Kendati masih berstatus sebagai mahasiswi, Garcia mengaku memberanikan diri menjadi kepala polisi karena dia sudah lelah dirundung ketakutan dari teror para kriminal yang berkeliaran di kotanya.