MAKAU semula bernama A Ma Gao, tempat A Ma, kuil untuk persembahan para pelaut China. Nama lain pulau yang berada di delta Sungai Pearl ini adalah Ou Mun yang berarti gerbang perdagangan. Nama terakhir ini diberikan para petani Guangdong dan pelaut Fujian yang menjadikan Makau sebagai lokasi berdagang. Makau terletak pada 70 km sebelah barat daya Hong Kong dan 145 km dari Guangzhou. Ia adalah koloni Eropa tertua di Tiongkok, sejak abad ke-16.
Asal-usul Makau
Makau, seperti pula Hong Kong, pada awalnya dikuasai kaum lanun. Para pelaut Portugis kemudian datang pada 1557 mengusir bajak-bajak laut lalu mendirikan benteng dan loji. Atas seizin para petani dari Guangdong (China), Portugis mendirikan pos perdagangan dan basis perkabaran Injil. Dalam waktu singkat, Portugis kemudian menjadikan Makau sebagai salah satu pangkalan mereka. Tapi baru tiga abad kemudian, pada 1887, Makau diserahkan secara resmi dari Cina ke Portugal. Perbatasan kedua negara ini ditandai dengan Portas de Cerco, gerbang perbatasan Makau-RRC, serta bendera kedua negara yang berkibar di sebelah-menyebelah gerbang.
Riwayat Makau sebagai "oase" kaum pelarian juga tercatat baik dalam sejarah. Ketika Revolusi Kebudayaan pecah di Cina pada 1966, sejumlah pendatang ilegal menerobos perbatasan, berlindung di Makau. Dan jauh sebelum itu, sekitar tahun 1927, banyak pelarian Portugis, Cina, Inggris, serta Rusia (berkulit putih) mencari selamat ke sana tatkala Jepang menduduki Cina. Di kemudian hari, Makau pula yang dipilih Romo Fernandes dan ribuan pelarian Tim-Tim, setelah Revolusi Bunga pecah di Portugal pada 1974—disusul perang saudara—dan invasi Indonesia ke Tim-Tim pada 1975.
Pada Juni 1986, RRC dan Portugal mulai berunding tentang nasib Makau. Lalu pada 13 April 1987, sebuah kata sepakat lahir di meja-meja perundingan di Beijing, yakni Makau akan menjadi wilayah administrasi khusus RRC pada 20 Desember 1999.
Pada tahun 1999 Portugis mengembalikan Makau ke Republik Rakyat China dengan status daerah administrasi khusus. Sekitar 500.000 penduduk Makau saat ini mendiami lahan seluas 27 kilometer persegi, yang sebagian di antaranya hasil reklamasi laut.
Pemerintahan Portugal menyerahkan kedaulatan terhadap Makau kepada Republik Rakyat Cina (RRT) pada 1999, dan Makau kini merupakan sebuah Daerah Administratif Khusus Tiongkok.
Penduduk Makau kebanyakan bertutur dalam bahasa Kantonis; selain itu, bahasa Mandarin, bahasa Portugis dan bahasa Inggris juga digunakan.
Makau adalah satu-satunya kota di Tiongkok yang diperbolehkan mempunyai kasino. Kasino di Makau merupakan atraksi wisata yang mengundang kedatangan para pejudi dari Hong Kong dan negara Asia lainnya.