Kisah Para Nyai-nyai di Batavia

Sejak Jan Pieterszoon Coen mulai mendirikan kastil di pinggiran Sungai Ciliwung untuk kemudian membangun kota bernama Batavia di awal abad ke-17, sejak itulah keberadaan budak mulai tumbuh. Semula hanya digunakan sebagai tenaga kerja. Namun, kemudian budak menjadi penakar status sosial bagi pejabat VOC. Maka sistem perdagangan budak pun berkembang, calo budak pun menjamur.

Keberadaan budak perempuan ikut menghidupkan, bahkan menyuburkan, praktik kumpul kebo di Batavia. Seperti sudah pernah ditulis sebelumnya, sistem pergundikan jadi cikal bakal prostitusi. Kasus cinta gelap serta dunia per-nyai-an muncul dan terus berkembang.


Thomas B Ataladjar dalam Toko Merah Saksi Kejayaan Batavia Lama di tepian Muara Ciliwung menyebutkan, kata nyai berkonotasi lain di masa kompeni, khususnya di zaman para meneer kumpeni berkuasa karena punya arti gundik, selir, atau wanita peliharaan pria Belanda. Keadaan itu terjadi karena sebagai serdadu mereka tak bisa membawa serta istri atau memang masih bujangan. Tatkala hubungan cinta terjalin antara perempuan pribumi dengan pria Belanda maka perempuan itu hanya akan jadi gundik alias nyai.

Ternyata, penggemar samen leven dengan nyai tak sedikit, malah jadi tren kumpeni. Kehidupan para nyai bahkan menjadi kisah tersendiri dalam sejarah kota dan bangsa ini. Kisah yang paling lazim kita dengar adalah Nyai Dasima, sebuah kisah populer di kalangan warga Betawi. Perempuan asal Ciseeng, Bogor, ini hidup di antara tahun 1805-1830 dan menjadi gundik meneer Edward William.

Perjalanan hidup dan cinta Dasima direkam dalam buku yang ditulis oleh SM Ardan. Edward ternyata hanya memerlukan Dasima di kamar saja, maka ketika kemudian muncul seorang pria, Samiun, yang bersedia menikahinya, Dasima pun meninggalkan Edward. Ternyata, Samiun hanya ingin menggerogoti harta Dasima. Nyawa Dasima habis di tangan Bang Puasa atas perintah Samiun. Mayatnya ditemukan di sekitar kali di Kwitang.

Nyai Dasima versi G Francis melukiskan, selain Edward, semua lakon bertabiat buruk. Kisah dibikin agar pembaca mendapat kesan negatif tentang masyarakat Betawi. Maklum saja, versi ini adalah versi kolonial.

Selain Nyai Dasima, ada nyai lain yang juga bernasib tragis, Mariam. Ia gundik sinyo Belanda, John. Cinta sembunyi-sembunyi antara Mariam dan John akhirnya terputus dengan adanya Husin. Husin, tukang sado, semula hanya menolong Mariam dengan berpura-pura mengawini Mariam agar hubungan dengan cowok bule tak terendus sang ayah.

Namun, pernikahan itu ternyata malah membakar api cemburu di hati John. Tak tanggung-tanggung, Husin dan Mariam pun ditangkap serdadu kompeni. Mayat Mariam ditemukan di sekitar jembatan Ancol.
Kisah Para Nyai-nyai di Batavia 4.5 5 Unknown 2011-05-11T20:59:00+07:00 Sejak Jan Pieterszoon Coen mulai mendirikan kastil di pinggiran Sungai Ciliwung untuk kemudian membangun kota bernama Batavia di awal abad ...

Cari Kisah Para Nyai-nyai di Batavia

  • Kira Ayn Varszeg, Melukis Dengan Media "Payudara"seniman Amerika Kira Ayn Varszegi menggunakan banyak nya 38DD boobs sebagai kuas cat untuk menciptakan karya seni abstrak. Dia menutup payudaranya dalam penyaringan cat…
  • tren Penutup Belahan Bokong di Jeans Bagi Anda yang sering mengenakan celana jeans, apakah bermasalah dengan bagian belakang sehingga belahan bokong Anda terlihat? Jika iya, jangan khawatir. Kini masalah i…
  • Inilah Ekspresi Jika Dimarahi Atasan(joke)Pada masa krisis seperti ini, kalau suatu hari boss anda datang dan menyatakan bahwa : Hai dengar ! ????? ??.Tidak ada kenaikan tahun ini ! ???..Tidak ada bonus tahun in…
  • Percaya Kalo Dia Cowo? Seorang model Jepang yang cantik dan populer, Kayo Satoh (juga dikenal sebagai Polisi Kayoh), telah mengaku di TV bahwa dia sesungguhnya adalah laki-laki. Selain…
  • Inilah Mouse Favorit Kaum Adam...HihihiKreasi mouse ini unik, lihat saja bentuknya, seperti daerah kemaluan wanita, lengkap dengan daerah G spotnya, lihat saja. : …