Trik untuk hadapi masalah prakonsepsi seputar emosi adalah mengomunikasikan perasaan masing-masing agar persiapan mental dan emosi untuk jadi orang tua menjadi tuntas.
Cara termudah mendata dan mengomunikasikan beberapa masalah emosi yang tak terselesaikan adalah dengan melakukan journaling atau membuat catatan “perjalanan” prakonsepsi, Jurnal Prakonsepsi. Langkah-langkah journaling:
Cari waktu berkomunikasi dengan pasangan. Rencanakan waktu dan tempat yang tepat untuk melakukannya, agar Anda dan pasangan merasa nyaman dan leluasa. Lalu, ciptakan suasana yang relaks dan nyaman, agar Anda berdua dapat fokus melakukan refleksi dan komunikasi.
Buat semacam daftar pertanyaan. Anda dan pasangan harus menjawab masing-masing pertanyaan tersebut secara terbuka. Jadi, ketika pasangan menjawab, Anda wajib mendengarkan, demikian pula sebaliknya.
Panduan pertanyaan. Beberapa pertanyaan berikut ini dapat menjadi panduan, namun Anda berdua dapat menambahkan beberapa pertanyaan lain untuk menggali masalah secara lebih menyeluruh.
1. Uraikan tujuan Anda menjadi orang tua sekarang,
- “Saya ingin menjadi ibu sekarang karena ….”
- “Saya ingin menjadi ayah sekarang karena …”
- “Saya tidak yakin untuk segera hamil saat ini karena …. “
- “Saya ragu untuk segera menjadi ayah karena ….”
- “Jika saya tidak hamil sekarang, maka …” (Jelaskan kecemasan, kekhawatiran dan kepedulian Anda. Pertanyaan untuk calon ayah,
- “Jika saya tidak memiliki anak sekarang, maka … “ (Jawab, mengapa menjadi ayah sekarang jadi begitu penting).
- “Apa saja hal terbaik dan terburuk yang Anda hadapi apabila Anda menjadi ibu/ayah sekarang?”
- “Apakah hal termudah dan tersulit yang mungkin akan Anda hadapi ketika Anda hamil sekarang?”
- “Bagaimana kehadiran Anda memengaruhi hubungan Anda berdua?”
- “Apakah kehadiran anak Anda akan memengaruhi karir Anda?”
- “Apa hal paling seru yang akan Anda hadapi ketika Anda jadi ibu/ayah sekarang?”
- “Apa yang paling menakutkan jika Anda menjadi ibu/ayah sekarang?”
- Cobalah untuk membantu pasangan menyelesaikan masalah yang dihadapi. Misalnya, bila istri merasa sulit hamil, suami wajib meyakinkan dan menenangkan. Sebaliknya, istri juga perlu menguatkan mental suami, terutama jika calon ayah merasa belum siap.
- Bila sumber masalah sedemikian kompleks dan Anda sebagai pasangan tidak menemukan solusi, segera mencari bantuan. Bisa ke psikolog, psikiater, lembaga konsultasi perkawinan atau lembaga konsultasi keluarga. Tak selalu harus nasihat dokter atau psikolog, Ibu atau ayah Anda pun bisa menjadi nara sumber solusi. Yang penting, bila Anda dan pasangan memutuskan memilih salah satu anggota keluarga, maka dia harus dapat memosisikan diri secara netral dan dapat melihat masalah secara obyektif.
- Bila semua masalah dapat diselesaikan sendiri tanpa bantuan, cobalah untuk mengisi kembali jurnal dengan pertanyaan yang sama beberapa minggu kemudian. Cek, apakah jawaban Anda dan pasangan ada yang berubah. Bila ya, ada dua kemungkinan, yakni masalah sudah diselesaikan dengan baik, atau sebaliknya Anda berdua perlu mendapatkan bantuan.
- “Saya belum siap!”
- “Saya takut.”
- “Saya ingin hamil sekarang tetapi …”
- “Saya cemas, saya tidak bisa hamil.”
Dengan Artikel Diatas, Apakah Anda Siap Punya "Baby" ???