Sejak menggegerkan dunia dengan ”ramalan”-nya tentang masa depan dunia yang terangkum dalam buku ‘Future Shock’ (1970), Alvin Toffler seolah tak pernah diam. Gagasan-gagasannya tentang benturan peradaban manusia yang telah jadi acuan utama para politisi dunia itu sepertinya terus mengusik benak Toffler, dan membuatnya tak mampu menghindarkan diri dari pusaran aktivitas pencarian. Di tengah proses pencarian itulah buku ini hadir di depan publik sebagai bagian dari rangkaian pemikiran Toffler sebelumnya.
Buku yang diterjemahkan dari ‘Creating A New Civilization: The Politics of the Third Wave’ (1995) ini terbagi dalam sembilan bagian. Masing-masing bagian mengurai bidang-bidang pembahasan yang terkait secara linier. Empat bagian pertama misalnya, merupakan penajaman-penajaman pandangan Toffler sebagaimana telah dipublikasikan melalui dua buku terdahulu, ‘Future Shock’ (1970) dan ‘The Third Wave’ 1980.
Bagian lima, enam, dan tujuh merupakan uraian lebih rinci dari buku Toffler selanjutnya, ‘War and Anti-War’ (1990). Dua bagian terakhir, yaitu ”Agenda Menyongsong Gelombang Ketiga” dan ”Demokrasi Abad Ke-21”, menjadi simpul yang dicoba ditarik Toffler dari pandangan-pandangan sebelumnya.
Sampai sekarang, menurut Toffler, manusia telah menjalani dua gelombang besar perubahan — yaitu gelombang revolusi agraris dan perubahan cepat yang terjadi pada proses industrialisi. Masing-masing gelombang melenyapkan budaya dan peradaban sebelumnya; dan menggantikannya dengan peradaban baru yang tak dapat dipahami oleh generasi sebelumnya. Revolusi pertanian (yang disebut Toffler sebagai Gelombang Pertama) membutuhkan proses ribuan tahun, sedang bangkitnya peradaban indutsri (Gelombang Kedua) hanya membutuhkan waktu 300 tahun.
Saat ini, menurut Toffler, sejarah bahkan berlangsung secara lebih akseleratif dalam proses Gelombang Ketiga yang bakal menyapu bersih bentuk peradaban sebelumnya dan menggantinya dengan sebuah peradaban yang benar-benar baru. Bagaimana bentuk peradaban baru dan bagaimana politik yang cocok untuk menghadapinya itulah yang diurai Toffler dalam buku terakhirnya ini. Tentu saja konsep dunia masa depan yang disajikan Toffler di sini tetap bertumpu pada gagasan-gagasannya terdahulu, khususnya mengenai benturan tiga peradaban manusia.
sumber