Bagi para pengendara sepeda motor sepertinya harus waspada. Sebab terlalu sering mengendarai motor ternyata bisa membuat kualitas sperma menurun. Dan efek jangka panjangnya adalah kesuburan yang juga akan menurun.
Konsultan seks, Dr. Andri Wananda MS mengungkapkan kalau terlalu sering naik motor dikhawatirkan bisa menyebabkan infertilitas atau ketidaksuburan sperma yang akan dihasilkan. Namun meski begitu, Anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Asosiasi Seksologi Indonesia (ASI) ini menepis argumen dokter Jepang yang diterbitkan dalam International Journal of Impotence Research yang mengatakan bahwa naik motor bisa menyebabkan impotensi pada pria.
"Bukan motor yang menjadi penyebab impotensi. Tetapi menggunakan sepeda motor itu memang bisa menyebabkan infertilitas atau kurang suburnya sperma yang dihasilkan," jelas Dr. Andri yang juga mengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanegara Jakarta,
"Itu pun akan terjadi kalau pengendara terlalu lama berkendara. Namun kalau seandainya si pengendara itu turun dari motor maka suhu tersebut akan kembali dingin. Apabila yang mengalami hal ini (impotensi) cuma sedikit, misalnya hanya lima pengendara saja, itu belum bisa dikatakan valid. Tetapi apabila penelitian telah mencapai lebih 50 persen dari seluruh pengendara motor baru ini bisa dikatakan valid," tegasnya.
Selain karena terlalu sering naik motor, Dr. Andri juga menyoroti berbagai macam hal yang bisa mempengaruhi kualitas sperma seperti terlalu sering menggunakan celana ketat atau sering berada ditempat yang terlalu panas seperti sering sauna. "Ini juga yang menyebabkan jarang punya anak," pungkasnya.
Sebelumnya sebuah penelitian yang dilakukan oleh dokter Jepang dan diterbitkan dalam International Journal of Impotence Research menjelaskan kalau jok motor memberikan tekanan berlebihan pada perineum atau kulit yang ada dibawah buah testis, area yang antara anus dan skrotum.
Karena hal ini bisa menyebabkan tekanan yang dapat membatasi aliran darah ke alat kelamin si pengendara, yang pada akhirnya akan mengalami masalah kesulitan ereksi. Penelitian ini juga mengungkapkan getaran dari mesin yang berlebih akan menyebabkan penurunan dua hormon pertumbuhan di dalam kandung kemih dan prostat (kelenjar dikantung kemih), yang berhubungan dengan relaksasi kandung kemih.
Konsultan seks, Dr. Andri Wananda MS mengungkapkan kalau terlalu sering naik motor dikhawatirkan bisa menyebabkan infertilitas atau ketidaksuburan sperma yang akan dihasilkan. Namun meski begitu, Anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Asosiasi Seksologi Indonesia (ASI) ini menepis argumen dokter Jepang yang diterbitkan dalam International Journal of Impotence Research yang mengatakan bahwa naik motor bisa menyebabkan impotensi pada pria.
"Bukan motor yang menjadi penyebab impotensi. Tetapi menggunakan sepeda motor itu memang bisa menyebabkan infertilitas atau kurang suburnya sperma yang dihasilkan," jelas Dr. Andri yang juga mengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanegara Jakarta,
"Itu pun akan terjadi kalau pengendara terlalu lama berkendara. Namun kalau seandainya si pengendara itu turun dari motor maka suhu tersebut akan kembali dingin. Apabila yang mengalami hal ini (impotensi) cuma sedikit, misalnya hanya lima pengendara saja, itu belum bisa dikatakan valid. Tetapi apabila penelitian telah mencapai lebih 50 persen dari seluruh pengendara motor baru ini bisa dikatakan valid," tegasnya.
Selain karena terlalu sering naik motor, Dr. Andri juga menyoroti berbagai macam hal yang bisa mempengaruhi kualitas sperma seperti terlalu sering menggunakan celana ketat atau sering berada ditempat yang terlalu panas seperti sering sauna. "Ini juga yang menyebabkan jarang punya anak," pungkasnya.
Sebelumnya sebuah penelitian yang dilakukan oleh dokter Jepang dan diterbitkan dalam International Journal of Impotence Research menjelaskan kalau jok motor memberikan tekanan berlebihan pada perineum atau kulit yang ada dibawah buah testis, area yang antara anus dan skrotum.
Karena hal ini bisa menyebabkan tekanan yang dapat membatasi aliran darah ke alat kelamin si pengendara, yang pada akhirnya akan mengalami masalah kesulitan ereksi. Penelitian ini juga mengungkapkan getaran dari mesin yang berlebih akan menyebabkan penurunan dua hormon pertumbuhan di dalam kandung kemih dan prostat (kelenjar dikantung kemih), yang berhubungan dengan relaksasi kandung kemih.