Bertindak adil dan bijaksana memang sangat sulit dilakukan, namun setidaknya apa yang dilakukan pria ini adalah berusaha menyenangkan semua pihak dan meminimalisasi pihak-pihal yang kemungkinan akan kecewa akibat sebuah pilihan. Berada di dua pilihan dengan konsekuensi serta pertimbangan yang nyaris sama memang menjadi sebuah dilema. Demikianlah kisah Azhar Haidri seorang pemuda Pakistan yang masih berusia 23 tahun bermula.
Kala kecil Azhar sudah menerima perjodohan (Pertunangan) yang dipasangkan oleh orang tuanya dengan seorang wanita bernama Humaira Qasim yang kini berusia 28 tahun, Azhar kecil yang belum mengerti makna sebuah perjodohan, dan konsekuensinyapun Azhar menerima tak berdaya menolaknya. Namun apa daya dalam perjalanan hidup Azhar yang beranjak dewasa dan mulai mengerti dan memahami cinta agaknya hati Azhar lebih mencintai wanita lain selain dari wanita yang sudah dijodohkan oleh orang tuanya tersebut yaitu Rumana Aslam yang kini berusia 21 tahun.
Namanya cinta, tentu bila bersemi dan tumbuh tak bisa dibendung, tapi dilema bagi Azhar adalah dirinya sudah diikat sebuah pertalian perjodohan dengan wanita lain sejak dirinya masih kecil, yang artinya bila dia mengingkarinya maka berat resikonya karena itu sama saja dia bisa dianggap mencoreng komitmen bukan hanya dirinya tapi keluarga besarnya yang musti dijaga kehormatannya.
Bak kisah di film layar lebar “Ayat-Ayat Cinta” dilemapun menghantui Azhar, agar tidak mengecewakan semuanya baik pihak keluarganya maupun Humaira sang tunangan beserta keluarganya juga tentunya, dan tetap bisa menjalani hidup bersama wanita yang dicintainya Rumana Aslam akhirnya Aslam memutuskan untuk mencoba bermusyawarah dengan kedua wanita serta seluruh keluarganya. Azhar mencoba memberikan usul untuk menikahi keduanya saja.
Kedua wanita dalam hidupnya itupun akhirnya bersepakat untuk menerima kondisi ini dengan ikhlas demi kebaikan bersama dan rasa cinta mereka. Seperti dikutip ruanghati.com dari BBC akhirnya pernikahanpun digelar di kota Multan Pakistan 16 Oktober tengah malam pernikahan pertama dengan Qasim dan keesokan harinya dengan Aslam. Kedua wanita dalam hidup Azhar tersebut mengaku berbahagia mencintai pria yang sama. Di Pakistan sendiri poligami dilegalkan dengan dasar Syariat Islam.